back

Ketika berbicara tentang data, ada banyak hal yang perlu dipertimbangkan, terutama dalam hal pengelolaannya. Salah satu yang terpenting adalah backup dan restore data. Backup data dilakukan untuk menjaga data dari kerusakan atau kehilangan yang tidak diinginkan. Namun, restore data juga sangat penting, karena dengan fitur ini, kita dapat memulihkan data yang telah hilang atau rusak.

Dalam artikel ini, kita akan membahas secara rinci tentang restore data. Mulai dari pengertian, manfaat, hingga cara melakukannya.

Pengertian Restore Data

Restore data adalah proses memulihkan data yang telah hilang, rusak, atau terhapus dari backup data yang telah dibuat sebelumnya. Dalam hal ini, backup data berperan sebagai sumber data yang digunakan untuk mengembalikan data yang hilang.

Dalam restore data, ada beberapa jenis backup yang dapat digunakan, yaitu backup file, backup database, atau backup sistem operasi. Jadi, tergantung pada jenis data yang hilang, backup yang digunakan juga berbeda.

Jenis – Jenis Kehilangan Data Dan Kerusakan Perangkat Keras

Kehilangan data dan kerusakan perangkat keras adalah masalah yang umum terjadi di era digital saat ini. Beberapa jenis kehilangan data dan kerusakan perangkat keras yang sering terjadi adalah sebagai berikut:

  1. 1. Kehilangan data karena human error: Kehilangan data bisa terjadi karena kesalahan manusia seperti penghapusan file secara tidak sengaja atau format hard disk yang salah.
  2. 2. Kehilangan data karena virus dan malware: Virus dan malware bisa merusak data dan menyebabkan kehilangan data di perangkat yang terinfeksi.
  3. 3. Kerusakan hard disk: Hard disk dapat mengalami kerusakan karena berbagai alasan seperti keausan, kerusakan fisik, atau masalah dengan bagian mekaniknya.
  4. 4. Kerusakan pada motherboard: Motherboard dapat mengalami kerusakan karena korsleting, overheat, atau gangguan daya.
  5. 5. Kerusakan pada power supply: Power supply dapat rusak karena kerusakan listrik atau faktor-faktor eksternal seperti banjir atau guncangan.
  6. 6. Kerusakan pada RAM: RAM dapat mengalami kerusakan karena faktor-faktor seperti overheating atau kerusakan fisik.
  7. 7. Kerusakan pada komponen lainnya: Komponen lainnya pada perangkat keras seperti keyboard, mouse, atau monitor juga dapat mengalami kerusakan karena penggunaan yang berlebihan atau faktor-faktor eksternal seperti kebocoran air.

Oleh karena itu, penting bagi pengguna perangkat keras untuk selalu menjaga keamanan dan backup data secara teratur serta melakukan perawatan dan pemeliharaan perangkat keras secara rutin untuk menghindari terjadinya kerusakan atau kehilangan data yang tidak diinginkan.

Fungsi dari Restore Data

Restore data memiliki beberapa fungsi, di antaranya:

  1. 1. Mencegah kehilangan data penting. Dengan restore data, kita dapat mengembalikan data yang hilang atau terhapus. Hal ini akan mengurangi risiko kehilangan data penting.
  2. 2. Menjaga ketersediaan data. Dengan restore data, kita dapat mengembalikan data yang rusak atau terhapus. Ini akan membantu menjaga ketersediaan data yang penting.
  3. 3. Mempercepat proses pemulihan. Dalam beberapa kasus, restore data dapat membantu mempercepat proses pemulihan data yang hilang atau rusak.
  4. 4. Meningkatkan keamanan data. Dalam beberapa kasus, restore data dapat membantu meningkatkan keamanan data, terutama jika data penting telah hilang atau dicuri.

Teknik Restore Data

Teknik restore data tergantung pada jenis data yang hilang atau rusak, seberapa banyak data yang terkena dampak, bagaimana kejadian terjadi, perangkat lunak yang digunakan untuk mencadangkan data, media sasaran pencadangan dan faktor-faktor lainnya. Beberapa perangkat lunak pencadangan memungkinkan pengguna untuk memulihkan file yang hilang sendiri. Perangkat lunak dan layanan pemulihan data dapat mengambil file yang terhapus secara tidak sengaja dari hard drive yang tidak dicadangkan. Kerusakan atau kehilangan data yang lebih kompleks memerlukan IT untuk memulihkan file cadangan dari disk, pita, atau media cadangan lainnya menggunakan berbagai teknik, termasuk:

  1. 1. Instant recovery atau recovery in place

  2. Mengalihkan beban kerja pengguna ke server cadangan, menghilangkan jendela pemulihan. Pengguna mendapatkan akses hampir segera ke titik pemulihan snapshot beban kerja mereka di mana mereka dapat bekerja sementara IT mengelola pemulihan penuh dan pemulihan data di latar belakang. Setelah proses tersebut selesai, beban kerja pengguna dialihkan kembali ke mesin virtual asli.
  3. 2. Replication

  4. Memberikan akses ke data lebih cepat, hampir instan. Namun, pencadangan data dengan replikasi terintegrasi sering kali tidak memiliki produk yang menyediakan pemulihan historis dan bukan kemampuan pencadangan yang sebenarnya.
  5. 3. Continuous data protection (CDP)

  6. Ketika data dicadangkan menggunakan snapshot yang diambil setiap kali data berubah. Pendekatan ini memungkinkan data digulung kembali ke titik waktu tertentu; 4. Namun, hal ini memerlukan biaya karena dapat membebani CPU sistem dan memerlukan banyak penyimpanan untuk mengakomodasi data yang banyak diperbarui.
  7. 5. Near-CDP

  8. Ketika snapshot data yang berubah diambil pada interval tertentu dan perubahan kemudian digabungkan dalam jangka waktu yang lebih lama. Pendekatan ini mengurangi jumlah total penyimpanan yang diperlukan untuk mengakomodasi data yang dicadangkan dibandingkan dengan CDP yang sepenuhnya.
  9. 6. Backup tradisional

  10. Ketika data disimpan di HDD atau pita magnetik baik secara lokal atau di lokasi jarak jauh. Backup tradisional paling berguna ketika terjadi bencana perangkat keras atau situs. Backup tradisional kurang berskala dan kurang efisien dibandingkan dengan metode lain, tetapi merupakan pendekatan yang lebih baik untuk retensi dan pemulihan data dalam jangka waktu yang lebih lama.

Dalam memilih metode pemulihan data, penting untuk mempertimbangkan sumber daya yang tersedia, kecepatan pemulihan yang diinginkan, dan jenis data yang hilang atau rusak. IT dapat menentukan metode pemulihan yang tepat sesuai dengan situasi dan kebutuhan.

Cara Melakukan Restore Data

Berikut adalah cara melakukan restore data:

  1. 1. Tentukan sumber backup. Sebelum melakukan restore data, pastikan Anda telah menentukan sumber backup yang akan digunakan.
  2. 2. Persiapkan perangkat lunak backup. Sebelum melakukan restore data, pastikan perangkat lunak backup telah terinstal dengan benar dan berfungsi dengan baik.
  3. 3. Tentukan jenis restore data. Pilih jenis restore data yang sesuai dengan data yang hilang. Misalnya, jika yang hilang adalah file, gunakan backup file.
  4. 4. Lakukan proses restore data. Setelah menentukan jenis restore data yang akan digunakan, lakukan proses restore data dengan mengikuti petunjuk yang diberikan oleh perangkat lunak backup.
  5. 5. Verifikasi data yang telah di-restore. Setelah proses restore data selesai, pastikan data yang telah di-restore telah kembali seperti semula.

Kesimpulan

Dalam artikel ini, kita telah membahas secara rinci tentang restore data, mulai dari pengertian, manfaat, hingga cara melakukannya. Melakukan restore data sangat penting untuk menjaga keamanan dan ketersediaan data yang penting. Oleh karena itu, pastikan Anda telah melakukan backup data secara berkala dan juga dapat melakukan restore data.

Untuk memastikan perlindungan data yang efektif, segera konsultasikan layanan Disaster Recovery dari penyedia layanan terpercaya yang menawarkan solusi yang sesuai dengan kebutuhan bisnis Anda. Jadi tunggu apa lagi, segera serahkan proses backup dan restore data Anda kepada Elitery sehingga Anda bisa fokus pada pengembangan bisnis utama. 

Jangan tunggu lebih lama lagi untuk menerapkan sistem keamanan dan pemulihan bencana demi menjaga keamanan data perusahaan Anda. Butuh konsultasi lebih lanjut? Yuk, hubungi tim Elitery sekarang juga!