Cloud computing menawarkan sejumlah keunggulan dibandingkan dengan infrastruktur on-premise. Pertama-tama, cloud computing memberikan skalabilitas dan elastisitas yang tinggi. Pengguna dapat dengan mudah menyesuaikan kapasitas sumber daya sesuai kebutuhan mereka, baik itu peningkatan atau penurunan. Hal ini memungkinkan bisnis untuk menghemat biaya dan meningkatkan efisiensi operasional.
Selain itu, cloud computing juga dapat mengurangi biaya secara signifikan. Dengan menggunakan layanan cloud, bisnis tidak perlu lagi menginvestasikan dana besar dalam infrastruktur fisik seperti server dan perangkat keras lainnya. Biaya operasional seperti pemeliharaan, pembaruan, dan pengelolaan juga dapat dikurangi karena tanggung jawab ini diserahkan kepada penyedia layanan cloud. Keamanan data juga menjadi keunggulan utama cloud computing. Penyedia layanan cloud seringkali memiliki sistem keamanan yang canggih dan tim yang terlatih untuk menjaga keamanan data pengguna. Dalam banyak kasus, data di cloud jauh lebih aman daripada data yang disimpan secara lokal di infrastruktur on-premise. Simak penjabaran mengenai survei dari IDC terkait perkembangan Cloud berikut ini.
IDC Memprediksi Bahwa Pada Tahun 2025, Cloud Akan Mengungguli Infrastruktur On-Premises
International Data Corporation (IDC) memprediksi bahwa pada tahun 2025, Cloud akan mengungguli infrastruktur on-premises sebagai lokasi utama di mana data operasional disimpan, dikelola, dan dianalisis. IDC’s Future of Operations framework menggambarkan bagaimana organisasi dapat meningkatkan proses pengambilan keputusan dan efektivitas mereka dengan mengadopsi operasi berbasis data atau data-driven operations. Cloud memiliki peran sentral dalam data-driven operations (DDO) ini, dan hal ini tercermin dalam data dari Survei Future of Operations 2022 IDC Worldwide yang menunjukkan bahwa teknologi Cloud adalah prioritas teknologi utama bagi organisasi di Asia/Pasifik. 80% dari responden menyatakan bahwa Cloud penting atau kritis dalam hal kemampuannya untuk membantu organisasi mencapai keunggulan operasional dan ketahanan. Teknologi kunci lainnya yang diperlukan untuk mencapai operasi yang efisien dan dioptimalkan meliputi robotika, alat realitas campuran, edge computing, 5G, dan keamanan cyber.
Organisasi atau perusahaan di Asia/Pasifik memahami perlunya berinvestasi dalam teknologi terbaru untuk mencapai data-driven operations. Organisasi membutuhkan kemampuan digital baru dan harus membangun teknologi dasar seperti Cloud dan konektivitas generasi berikutnya. Namun, ada aspek penting lainnya yang tidak boleh diabaikan oleh organisasi, yaitu pengembangan bakat – baik melalui perekrutan dan kemitraan dengan penyedia layanan atau peningkatan keterampilan dan penyesuaian kembali tenaga kerja yang ada. Hanya ketika bakat dan teknologi digabungkan dengan strategi yang tepat, organisasi dapat mencapai operasi yang dioptimalkan dan efisien. Ramalan Future of Operations 2022 IDC mengungkap peluang dan berfungsi sebagai petunjuk yang akan membantu organisasi di Asia/Pasifik dalam perjalanan transformasi digital.
Keunggulan Cloud dibandingkan dengan On-Premise
Total Cost of Ownership (TCO)
Manfaat terbesar yang dirasakan oleh perusahaan, terutama SMB (Small and Medium Business), saat memilih layanan awan adalah penghematan yang besar pada TCO. Daripada mengakuisisi perangkat keras yang mahal dan mengatur pusat data dari awal, perusahaan dapat bekerja sama dengan penyedia awan pihak ketiga yang dapat mengelola penyimpanan data dan alokasi sumber daya dengan biaya yang jauh lebih murah. Dengan awan, perusahaan dapat mengubah pengeluaran IT dari CapEx menjadi OpEx, mengurangi biaya awal yang mungkin terlalu mahal bagi SMB untuk memulainya.
Fleksibilitas
Platform awan publik berbeda dengan solusi on-premise karena mereka menawarkan fleksibilitas yang lebih besar. Penyedia layanan awan terkemuka dapat menawarkan berbagai paket layanan dan model pembayaran sesuai penggunaan untuk memenuhi berbagai kebutuhan organisasi. Dengan awan, perusahaan hanya membayar untuk server, penyimpanan, komputasi, dan sumber daya jaringan yang benar-benar digunakan. Fleksibilitas ini sangat berguna bagi SMB yang tidak memiliki sumber daya yang cukup untuk mengalokasikan jaringan dan infrastruktur perangkat keras yang khusus, terutama karena sebagian besar sumber daya tersebut akan tidak digunakan sepenuhnya.
Skalabilitas
Berbeda dengan pusat data lokal, skalabilitas di awan tidak memerlukan pembelian dan penyebaran server fisik yang juga harus dipelihara secara berkelanjutan. Dengan infrastruktur virtualisasi berbasis awan, administrator IT dapat mengalokasikan dan menghapuskan sumber daya hanya dengan beberapa kali klik. Fleksibilitas dalam meningkatkan dan mengurangi kemampuan infrastruktur sesuai kebutuhan sangat penting bagi bisnis yang mengalami lonjakan permintaan sesekali atau fluktuasi konsumsi sumber daya yang tidak terduga.
Baca Juga : Tingkatkan Skalabilitas Infrastruktur TI Anda dengan Private Cloud
Maintenance
Infrastruktur awan publik sepenuhnya dikelola oleh penyedia layanan SaaS, IaaS, atau PaaS pihak ketiga dengan biaya tetap atau berdasarkan penggunaan. Tergantung pada model layanan awan, penyedia awan dapat membebaskan tim IT internal dari pembelian, penyebaran, dan pengelolaan peningkatan dan pembaruan aplikasi berbasis awan serta perangkat keras server. Selain memiliki jejak perangkat keras yang lebih kecil, awan juga memungkinkan SMB untuk memperkuat infrastruktur dengan keahlian teknis minimal di tempat. Mereka dapat fokus pada operasi inti bisnis mereka, sementara penyedia akan bertanggung jawab untuk menyimpan dan mengelola data dan infrastruktur mereka.
Cadangan Data dan Disaster Recovery
Penyedia layanan awan ternama biasanya memiliki protokol cadangan data dan pemulihan bencana yang ekstensif. Dengan awan, infrastruktur berada di lokasi yang tersimpan di luar lokasi, dan data didistribusikan dan direplikasi di pusat data yang tersebar geografis. Jadi, jika mesin lokal mengalami gangguan atau bencana alam melanda suatu daerah, perusahaan dapat yakin bahwa mereka akan dapat mengembalikan data yang hilang. Dalam implementasi on-premise, mencadangkan data ke pusat data jarak jauh menjadi sangat mahal dan rumit.
Kesimpulan
Dengan pertumbuhan dan perkembangan teknologi, kecenderungan peralihan ke cloud computing terus meningkat. Pada akhirnya, keputusan antara cloud dan on-premise akan tergantung pada kebutuhan dan tujuan bisnis masing-masing organisasi. Penting bagi organisasi untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kebutuhan bisnis, anggaran, keamanan data, dan kepatuhan regulasi sebelum membuat keputusan tentang infrastruktur teknologi yang tepat. Dalam mempersiapkan transformasi digital, organisasi di Asia/Pasifik harus memperhitungkan manfaat dan tantangan dari kedua metode implementasi ini guna mencapai efisiensi operasional yang optimal.
Jika bisnis Anda belum beralih menggunakan cloud computing karena kurangnya Tim IT untuk mengelolanya atau kurangnya SDM yang mengerti semua fasilitas, layanan dan tools dalam cloud. Jangan khawatir, kami telah membuat panduan lengkap yang berisi 5 tahapan migrasi Cloud mulai dari penilaian kesiapan, perencanaan, desain, pelaksanaan dan pengoptimalan. Semua panduan tersebut untuk membantu Anda menentukan langkah yang tepat selama migrasi ke Cloud.